Lampu Gantung yang dibuat pada plat logam sebenarnya terinspirasi dari kebudayaan masa lampau. Kita pasti pernah melihat lentera, lampion dan lainnya yang sejenis yang sudah digunakan sejak masa lampau. Bagaimana sejarah manusia menggunakan lampu semacam ini?
Dalam sejarah, lampu memang sudah digunakan bahkan mulai dari Zaman Batu. Tentu saja produknya berbeda dengan lampu yang ada sekarang. Lampu yang esensinya merupakan penerangan pada suatu tempat sudah digunakan pada zaman batu di gua sebagai penerangan di malam hari. Waktu itu, manusia memanfaatkan lemak dan meletakkannya pada batu yang bercelah sehingga memancarkan sinar yang menjadi penerangnya.
Di masa selanjutnya kita melihat penerang ini berevolusi menjadi lilin. Sebagaimana penggunaan lemak, lilin memang awalanya merupakan lemak yang dibekukan kemudian saat dibakar akan menyulut api dan lama kelamaan meleleh habis. Lilin digunakan dalam waktu yang lama oleh manusia hingga kemudian diletakkan didalam tempat yang disebut lampion. Lampion ini ada yang digantung sebagai penerang di sebuah tempat, ada juga yang dibawa untuk penerangan saat berjalan di malam hari.
Secara tradisional banyak bahan yang digunakan untuk lampu, seperti lilin yang terbuat dari sari lebah (madu), lentera minyak zaitun dan minyak lainnya biasanya yang dibakar dalam sebuah piring untuk membentuk cahaya portabel. Cahaya portabel digunakan untuk dibawa apabila berjalan pada malam hari sebagaimana penggunaan senter di masa sekarang.
Di masa selanjutnya sekitar tahun 1800-an, ditemukan lampu berbahan bakar gas. Dengan bahan bakar ini, hasil dari pembakarannya lebih terang untuk dijadikan lampu serta bertahan lebih lama dibandingkan lilin atau lampu berbahan bakar minyak. Pada masa peperangan, lampu berbahan gas ini dimanfaatkan para perawat tentara yang terluka di malam hari.
Selanjutnya pada sekitar abad ke-19 yaitu pada tahun 1900-an, baru ditemukan lampu listrik. Inilah penemuan dari lampu yang paling mutakhir untuk digunakan manusia. Lampu listrik ini dapat dipasang di rumah, dijalan-jalan dan masih digunakan sebagai penerang hingga kini.
Sesuai dengan namanya Replika lampu masjid nabawi adalah lampu gantung yang terdapat di Masjid Nabawi yang terdapat di Madinah, Arab Saudi. Mengapa replika lampu nabawi ini disukai?
Replika lampu nabawi terinspirasi dari berbagai orname yang terdapat di Masjid Nabawi. Replika lampu nabawi ini dibuat dari bahan baku kuningan serta ditopang dengan rangka besi didalamnya. Jadi lampu gantung ini dijamin sangat kokoh.
Pada bagian kap lampunya digunakan resin putih yang halus serta dipadu padankan dengan bohlam LED. Hal ini akan menjadikan cahaya lampu gantung ini penyebarannya lebih merata dan terkesan lembut. Sedangkan untuk ukuran serta jumlah tangkai lampu dapat disesuaikan dengan ruangan yang tersedia. Umumnya berdiameter 1 sampai dengan 6 meter.
Salah satu yang khas dari replika pintu masjid nabawi ini adalah keberadaan kaligrafi pada bagian rangkanya. Para pengrajin logam tembaga dan kuningan dapat membuatnya sesuai dengan desain aslinya dengan teknik memahat tulisan kaligrafi indah. Selain itu, warna logam kuningan dapat ditonjolkan dengan warna mengkilap sehingga seolah membuat ruangan lebih bercahaya saat digunakan.
Berbagai inspirasi memang kadang terdapat banyak di luar sana. Hiasan logam tembaga dan kuningan yang banyak terdapat pada tempat-tempat monumental salah satunya di Masjid Nabawi juga sering menjadi pesanan pada pengrajin kerajinan tembaga dan kuningan yang berada di Cepogo, Boyolali. Salah satunya adalah Java Coppercraft